Minggu, 09 Oktober 2011

INFLASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Sebegitu jauh IS-LM masih menggunakan anggapan bahwa harga stabil. kita mempelajari efek kebijaksanan moneter dan fiskal terhadap output pada harga tertentu. Analisa perubahan harga belum tercermin artinya masalah inflasi belum dianalisa. Padahal inflasi merupakan masalah ekonomi yang cukup besar. Oleh karena itui, inflasi kemudian menjadi salah satu titik sentarl di dalam analisa makro ekonomi.

2.      Rumusan Masalah
Maka atas dasar inilah pemakalah akan membahas tentang apa yang akan menjadi persoalan dalam makalah ini, yaitu :
a.       Apa yang dimaksud dengan inflasi dan terdiri dari berapakah jenis inflasi?
b.      Bagaimana latarbelakang/penyebab terjadinya inflasi dan bagaiman cara penanggulangannya? serta
c.       Bagaimana cara mengatasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan industri?

3.      Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       sebagai pemenuhan tugas terstruktur
b.      untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan inflasi dan jenis-jenisnya
c.       untuk mengetahui penyebab terjadinya inflasi serta bagaimana cara mengatasinya
d.      untuk mengetahui dampak dari inflasi tersebut terhadap perekonomian



 
BAB I
PEMBAHASAN
INFLASI

A.    PENGERTIAN
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Telah dipelajari bahwa harga umum ditentukan oleh permintaan dan penawaran agregat maka inflasi dapat disebabkan oleh permintaan dan atau penawaran agregat.
1.      Inflasi permintaan : inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan barang terlalu kuat. Inflasi ini disebut demand pull inflation.
2.      Inflasi biaya : inflasi ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini disebut cost push inflation atau supply inflation.
3.      Inflasi campuran : kedua macam inflasi yang dibahas diatas jarang sekali dijumpai dalam praktek yang murni.
B.     PENGGOLONGAN
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
1.      Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) : inflasi ini semata-mata disebabkan dari dalam negeri.adapun penyebabnya antara lain misalnya karena deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, kenaikan upah, gagal panen dan lain-lain.
2.      Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). : inflasi ini disebabkan karena naiknya harga barang-barang impor.hal ini terjadi karena biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau karena adanya kenaikan tariff impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1.      Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2.      Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3.      Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4.      Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

C.    PENYEBAB DAN CARA MENANGGULANGI
1.      Penyebab Inflasi
Permintaan masyarakat akan barang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia. Bila permintaan lebih banyak daripada jumlah barang yang ditawarkan, otomatis harga barang tersebut akan naik. Bukankah dalam teori ekonomi dikatakan bahwa semakin langka sebuah barang, harganya akan semakin mahal? Seperti itulah keadaannya.
Kenaikan ongkos produksi karena kenaikan harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku tentu saja akan menaikkan harga barang tersebut.
Permintaan masyarakat akan barang melonjak dan kenaikan ongkos produksi. Penyebab inflasi ini merupakan perpaduan antara permintaan konsumen dan harga produksi.
2.      Cara Menanggulangi Inflasi
Inflasi bisa ditanggulangi dengan beberapa cara. Negara yang sudah pernah mengalami inflasi hebat masih bisa bangkit dan berkembang kembali seperti sedia kala. Untuk mengatasi dan menanggulangi inflasi, berikut ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan oleh pemerintah.
Mengadakan operasi pasar terbuka. Tujuannya adalah untuk mengurangi peredaran uang yang ada di masyarakat. Cara yang dilakukan adalah menjual surat-surat berharga kepada masyarakat luas. Dengan begitu, jumlah uang yang beredar pun akan berkurang.
Menaikkan tingkat suku bunga (diskonto). Tujuannya sama, yaitu mengurangi jumlah peredaran uang yang ada pada masyarakat. Cara yang dilakukan adalah menaikkan suku bunga bank. Dengan suku bunga tinggi, diharapkan masyarakat akan tertarik untuk menabung dan tidak tertarik untuk mengajukan kredit.
Mengurangi pengeluaran pemerintah. Dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, laju perekonomian bisa dikendalikan.
Menaikkan pajak. Hal tersebut termasuk dalam kebijakan fiskal. Saldo kas minimum. Kebijakan tersebut berasal dari bank sentral untuk bank-bank umum yang mengisyaratkan adanya kas minimum yang harus dimiliki oleh setiap bank. Bila saldo minimum tidak memenuhi persyaratan, bank tersebut dikatakan tidak sehat dan akan dilikuidasi.

D.    MASALAH INFLASI
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan selain dari persaingan bisnis, tingkat penjualan, iklim usaha, restriksi pemerintah terdapat masalah lain yang sangat berpengaruh terhadap kinerja atau produktifitas perusahaan khususnya perusahaan yang berorientasi kepada ekspor yaitu masalah inflasi. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari suatu Negara dengan Negara lain. Factor-faktor penyebab inflasi, pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atu gabungan dari dua masalah berikut :
1.      Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2.      Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari : Pertama, kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Kedua, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti pertambahan produksi dan penawaran barang. Ketiga, kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang bertanggung jawab.
Akibat-akibat buruk dari inflasi beragam seperti pengangguran yang kian bertambah, menurunkan taraf kemakmuran masyarakat dimana upah riil para pekerja akan merosot sehingga taraf hidupnya pun akan menurun. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan atau diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung akan mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba sebagai akibat suatu peristiwa tertentu ysng berlaku diluar ekspektasi pemerintah misalnya depresiasi nilai uang yang sangat besar atau keadaan politik yang tidak stabil.
Jenis-jenis inflasi, berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :
1.      Inflasi tarikan Permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
2.      Inflasi Desakan Biaya, inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).
3.      Inflasi Diimpor, inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga barang-barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor mengalami kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluran perusahaan-peruasahaan.
Jenis-jenis inflasi berdasarkan persentasi atau nominal digit inflasinya, dapat
dibedakan kedalam :
1.      Moderate Low Inflation (inflasi 1 digit) misalnya 1% s.d 9%, biasanya orang masih percaya dan memiliki daya beli dan juga nilai mata uang masih berharga.
2.      Galloping Inflation (inflasi dua digit) misalnya 10% s.d 99%, dimana orang mulai ragu, daya beli menurun, nilai mata uang menjadi semakin menurun.
3.      Hyper Inflation (inflasi tinggi diatas 100%) adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam jangka waktu yang singkat, keadaan seperti ini orang-orang sudah tidak percaya pada mata uang. Dimana nilai nominal uang jadi tidak berharga jika situasi ini terjadi maka pemerintah melakukan Senering yaitu pemotongan nilai uang.
Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi, tetapi juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat. Efek buruk dari inflasi dapat terkena kepada beberapa lapisan, misalnya :
1.      Inflasi dan perkembangan ekonomi
Tingkat Inflasi yang tinggi tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus meningkat menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Kenaikan inflasi menimbulkan efek yang buruk terhadap perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing dipasar internasional, maka ekspor akan menurun. Sebaliknya akibat inflasi barang impor menjadi murah, sehingga impor meningkat.
2.      Inflasi dan perkembangan Masyarakat
a.       Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap
b.      Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
c.       Memperburuk pembagian kekayaan.
Output Effects of inflation, terdiri dari :
a.       Cost Push Inflation, efeknya yaitu output dan employment menurun dan income riil juga turun.
b.      Mild Inflation (besarnya kurang dari 3%) efeknya tidak dapat dipastikan.
c.       Bahaya inflasi yang maju perlahan-lahan menjadi hyper inflation akibatnya berspekulasi (pengeluaran yang dilakukan dengan berani dan menambah inflasi) dan bahaya ini akan mendorong tambahan inflasinya karena konsumen ingin membeli barang yang tahan lama tetapi produsen tidak bisa memenuhinya.
E.     PENGARUH INFLASI TERHADAP HASIL PENJUALAN PERUSAHAAN
Dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini kian pesat, perusahaan-perusahaan diberbagai bidang dituntut untuk melakukan alternatif-alternatif strategi dalam meningkatkan penjualannya. Sama halnya dengan Perseroan Terbatas Perkebunanan Nusantara VIII, dalam meningkatkan tingkat penjualannya harus memperhatikan faktor yang mendukung dan dapat mendorong tingkat penjualan dari produk yang diproduksinya. Adapun faktor-faktor yang dapat digunakannya misalnya strategi Segmenting, Targeting, dan Positioning perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Selain itu strategi Integrating Marketing Communication mutlak digunakan guna lebih mendekatkan produknya kepada konsumen.
Perencanaan pajak yang baik, efisiensi biaya produksi, peningkatan kualitas manajemen dan sumber daya manusia, dan penggunaan teknologi yang memadai termasuk kedalam faktor yang menunjang peningkatan penjualan. Setelah semua variabel tersebut diterapkan dalam perusahaan dengan baik kemudian harapan selanjutnya adalah peningkatan penjualan secara signifikan. Namun masih terdapat faktor lain yang cukup dominan sekaligus penting dalam mempengaruhi tingkat penjualan faktor tersebut adalah Inflasi.
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian, inflasi merupakan salah satu faktor yang paling sulit dianalisis karena pergerakan inflasi fluktiatif yang dipengaruhi variabel lain yang berpengaruh terhadap kondisi ekonomi. Hubungannya inflasi dengan tingkat penjualan sangat erat dan mempengaruhi penjualan, apalagi terhadap Perusahaan yang salah satu target pemasarannya adalah Ekspor ke luar negeri.
Pergerakan inflasi meskipun persentasinya kecil namun memiliki dampak yang besar terhadap penjualan dan akhirnya terhadap laba perusahaan. Misalnya Perusahaan yang melakukan kegiatan mengekspor produknya keluar negeri, jika tingkat inflasi di Indonesia tinggi maka keuntungan akan naik walaupun tidak signifikan karena terlebih dulu harus dibandingkan dengan biaya produksi yang pasti naik karena harga-harga untuk produksi naik. Dengan tingkat inflasi yang tinggi maka mengakibatkan nilai tukar dolar terhadap rupiah tinggi, hal ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan yang berorientasi dalam penjualan produknya dengan menggunkan mata uang dolar dalam transaksi ekspor.
Dengan demikian tingkat inflasi sedikit banyak mempengaruhi penjualan produk perusahaan baik itu positif maupun negatif. Walaupun inflasi menyebabkan harga-harga menjadi naik atau mahal sehingga permintaan konsumen dalam negeri akan produk tersebut akan berkurang sehingga penjualan maupun laba menurun. Berbeda halnya dengan penjualan di luar negeri atau orientasi ekspor, dengan terjadinya inflasi maka keuntungan yang dapat diraih akan sedikit meningkat dikarenakan nilai dolar yang menguat terhadap rupiah, sehingga jika dolar yang ditukar kedalam rupiah akan lebih besar dibanding sebelum terjadi inflasi.
Namun dengan tingkat inflasi yang mudah berubah upaya-upaya yang dapat dilakukan perusahaan dalam kaitannya pasar ekspor adalah dengan meminimalisir risiko, misalnya dengan melakukan Hedging atau pemagaran guna meminimalisir risiko yang diakibatakan inflasi dalam hal perubahan kurs mata uang dolar, sehingga perusahan tidak rugi dalam transaksi menggunakan mata uang asing.
Selain itu upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak inflasi adalah dengan menambah modal kerja supaya struktur modal yang dimiliki kuat dan tahan terhadap perubahan inflasi untuk dalam negeri. Sedangkan untuk pasar luar negeri melakukan ekspansi salah satu langkah yang baik untuk meminimalisir risiko inflasi, misalnya menjadikan sebuah Perusahaan Multinasional atau membuat sebuah anak perusahaan dimana semua kegiatan produksi dilakukan dinegara yang memiliki tingkat inflasi yang rendah maupun biaya produksi yang rendah pula, sehingga perusahaan akan mendapatkan efisiensi dan efektifitas biaya produksi hingga akhirnya mampu memberikan kontribusi laba yang tinggi bagi perusahan induknya di Indonesia.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang (Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian)
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1.      Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2.      Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3.      Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

 


DAFTAR PUSTAKA

§  Drs, Manulang. 1983, Ekonomi Moneter. Jakarta : Ghalia Indonesia
§  Cargill. Th.F., Money, The Financial System, and Monetery Policy, Prentice-Hall Inc., Engelewood Cliffs, N.J. 97632, 1980
§  www.google.com/hhtp/;wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar