Minggu, 09 Oktober 2011

KETERAMPILA N PENGELOLAAN KELAS


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masalah pokok yang dihadapi seorang guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah tentang masalah pengelolaan kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan oleh penulis professional dan oleh para pengajar adalah tentang pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku  yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian, dapat di katakan pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.  
Pengelolaan kelas adalah keterampilan seorang guru untuk menciptakan  dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Setiap guru yang masuk kedalam kelas, maka pada saat itu pula ia akan menghadapi dua masalah pokok, yaitu masalah pengajaran dan masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu peserta didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Terkadang sukar untuk dapat membedakan mana masalah pengajaran dan mana masalah manajemen. Masalah pengajaran harus dibatasi dengan pengajaran, dan masalah manajemen harus dibatasi dengan cara pengelolaan.



1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari pengelolan kelas?
2.      Apakah tujuan  pengelolaan kelas?
3.      Bgaimana pendekatan dalam pengelolaan kelas?
4.      Apa prinsip-prinsip pengelolaan kelas?
5.      Apa saja komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Agar pembaca dapat memahami tentang pengertian pengelolan kelas
2.      Agar pembaca dapat memahami tujuan  pengelolaan kelas
3.      Agar pembaca dapat mengetahui pendekatan dalam pengelolaan kelas
4.      Agar pembaca dapat mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kelas
5.      Agar pembaca dapat mengetahui komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolan Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah manajemen yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan[1].
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik adalah suatu klompok orang yang melakukan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru[2]. Pengertian ini jelas melihat dari segi perserta didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase kelompok orang. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang juga mengemukakan pengertian kelas dari segi peserta didik. Menurut Suharsimi Arikunto , terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Dari uraian tersebut dapat di pahami bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana adalah, bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingaan pengajaran. Pengertian lain dari pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertibaan kelas.

Sedangkan menurut Sudirman N, dkk pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakaan potensi kelas. Di tambahkan lagi oleh Hadari Nawawi dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Suharsimi Arikunto juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang di lakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Suharsimi memahami pengelolaan kelas ini dari dua segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa dan pengelolaaan fisisk yaitu ruangan, perabot dan alat pelajaran[3].

2.2 Tujuan  Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru bukan tanpa tujuan. Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya.
Tentu tidak perlu diragukan bahwa setiap kali masuk kelas guru selalu melaksanakan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa dapat berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak di capai.



Tujuan pengelolaan kelas pada hakekatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pendidikan adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intlektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa[4].
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap peserta didik di kelas dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Selain itu, pengelolaan kelas bertujuan agar dapat mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, dan agar dapat menumbuhkan rasa berkewajiban siswa untuk melibatkan diri dalam mengerjakan tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktifitas kelas.
 
2.3 Berbagai Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas bukan masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan peserta didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang di lakukan oleh guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar peserta didik baik secara kelompok maupun secara individu.
Keharmonisan hubungan guru dengan peserta didik, tingginya kerjasama antara peserta didik terdapat dalam bentuk interaksi. Dimana lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan tersebut diantaranya:





a.    Pendekataan kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalan kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada peserta didik untuk mentaatinya. Didalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.

b.    Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkaah laku peserta didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku peserta didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman.

c.    Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diarikan sebagai suatu proses untuk membantu pesert didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalaah mengusahakan semaksimal mengkin kebebasan peserta didik.

d.   Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi suatu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk  seperti yng tertulis dalam resep.






e.    Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas sesuatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dalam pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku peseta didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bias di cegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku peserta didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaaran yang baik.

f.     Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas di artikan sebagai suatu proses untuk mengubaah tingkah laku peserta didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku peserta didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.

g.    Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim ataau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan peserta didik, atau antara peserta didik dan peserta didik lainnya. Disini guru adalaah kunci terhadap pembentukan pribadi tersebut, dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.

h.    Pendekatan Proses Kelompok
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, dimana proses kelompok yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok ini efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan peserta didik kedalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
i.      Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekaatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi memungkinkan di pergunakan salah satu pendekataan dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau tiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistic, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan memertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.

2.4 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan. Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolan kelas di bagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa[5]. Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku siswa. Sedangkan factor ekstern terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa, jumlah siswa di kelas dan sebagainya.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat di pergunakan. Maka penting bagi seorang guru untuk mengertahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas berikut ini:
a.    Hangat dan Antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan peserta didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

b.    Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkahlaku yang menyimpang. Dan juga akan dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka.

c.    Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian peserta didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disampaikan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

d.   Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguanpeserta didik serta menciptakan iklim belajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan peserta didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

e.    Penekanan pada Hal-hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.


f.     Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah peserta didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya mendorong pesrta didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus di siplin dalam segala hal bila ingin peserta didiknya ikut disiplin dalam segala hal.

2.5 Komponen-komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampiln yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok[6]. Pendapat ini juga di tambahkan oleh J.J Hasibun & Moedjiono yang mengatakan bahwa selain keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok, keterampilan ini juga terdiri dari memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur dan memberi penguatan[7].
Sedangkan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal terdiri dari modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok dan menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah[8]. Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.


BAB III
PENUTUP

Pengelolaan kelas adalah usaha yang dengan sengaja di lakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Juga dapat di katakan bahwa pengelolaan kelas merupakan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Kesimpulan yang sagat sederhana adalah bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
Selain menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, pengelolaan kelas mempunyai tujuan sebagai penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas.
Terdapat beberapa pendekatan yang ada didalam pengelolaan kelas diantaranya adalah pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok,  pendekatan  elektis dan pluralistik.
Dalam rangka meminimalisir masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, ada prinsip-prinsip yang dapat digunakan, diantaranya adalah hangat dan antusias, pemberian tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri.
Ada dua komponen dalam pengelolaan kelas yaitu keterampilan yang berhbungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.






Daftar Pustaka

·         J.J Hasibuan & Moedjiono.2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
·         Sudirman N, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
·         Suharsimi Arikunto. 1990Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
·         Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.


[1] Suharsimi Arikunto. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. 1990. hlm 2
[2] Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. 2006. hlm 175
[3] Ibid. hlm 177
[4] Sudirman N, dkk. Ilmu Pendidikan. 1991. hlm 311
[5] Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. 2006. hlm 184
[6] Ibid. hlm 187
[7] J.J Hasibun & Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. 2002. hlm 83-84
[8] Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. 2006. hlm 193-194

Tidak ada komentar:

Posting Komentar