Minggu, 09 Oktober 2011

TINJAUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN TERPADU


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau  pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pelajaran di kelas atau pembelajaran  dalam tutorial. Model pembelajaran mengacau pada  pendekatan  pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya  tujuan-tujuan  pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran , lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (arends, 1997; 7)[1]. Hal ini sesuai dengan pendapat joyce  [1992; 4] bahwa’’eacb model guides us aswe design instruction to belp students acbiepe various objectives’’. Maksud kutipan tersebut  adalah  bahwa  sebuah model mengarahkan dalam merancang pembelajaran  untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajar.joyce dan weil  [1992; 1]  menyatakan bahwa ;
’’models of  teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn’’.
Hal ini berarti bahwa model belajar merupakan  model belajar dengan model  tersebut guru dapat membantu siwa untuk mendapatkan  atau mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.selain itu mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Model pembelajaran mengacu pendekatan pembelajran yang kan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajran, dan penmgelolaan kelas(kardi, S. dan Nur,2008:8). Halini sesuia dengan pendapat Joyce(1994:4) bahwa
“Each model guides us as we design instruction to help students achieve various objectives”
Maksud dari kutipan tersebut bahwa setiap model mengarahkan kita merancang pembelajran untuk membantu  peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajran tercapai.
Dalam makalah ini, yang di maksud dengan model pembelajran adalah kerangka konseptual yang mengambarkan prosedur sistematikdalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran ini adalah sebagai pedoman perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pengajaran sangat di pengaruhi oleh sifat dari materi yang kan diajarkan, tujuan yang kan dicapai dalam pembelajaran tersebut,  serta tingkat kemampuan peserta didik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menetukan material atau perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputerdan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).sertiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarakan uraian diatas, maka masalah pemakah dapat dirumuskan sebagai berkut :
1.      Bagaimanakah prinsip-prinsip model pembelajaran terpadu?
2.      Bagaiamanakah karakteristik model pembelajaran terpadu.?
3.      Bagaimanakah langkah-langkah pembelajran terpadu?
C.    Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan pemakalah membuat makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui model pembalajaran terpadu
2.      Untuk mengetahaui karakteristik model pembelajaran terpadu
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembelajran terpadu
4.      Untuk pemenuhan tugas mandiri
D.    Kegunaan Pemakalah
Melalui penelitian makalah ini diharaapkan hasilnya dapat bermanfaat antara lain:
1.      Bagi Pemakalah, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi, yang pada akhirnya memperoleh kesesuaian antara dasar teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan
2.      Bagi Dosen yang bersangkuatan, diharapkan hasil penelitian makalah ini dapat memberikan masukan, sumbangan konsep dalam rangka menciptakan lingkungan internal pembelajaran di kelas yang menunjang tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran
3.      Bagi pihak lain, sabagai lahan pertimbangan dan perbandingan untuk penelitian makalah yang sama atau lebih lanjut.

 
BAB II
PEMBAHASAN
TINJAUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
A.    Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Terpadu
Sekitar emapat puluh tahun yang lalu, pembelajaran terpadu mulai mendapat perhatian yang luas dari para penulis, maupun penyusun kurikulum khususnya dalam pembelajaran IPA (baca : Sains). Pada tahun 1968, diadakan konferensi internasioanal tentang tentang Pembelajaran Terpadu untuk Sainsyang pertama di Varna (Bulgaria). Hingga tahun 1978, telah diakan konferensi serupa sebanyak lima kali. Berbagai kurkulum pembelajaran terpadu dikembangkan di seluruh dunia, tetapi tampaknya pengertian pembelajaraan terpadu masih banyak variasi[2] (Prihantoro, L. dkk. 1986:1.20)
Model pembelajaran terpadu kembali memperoleh proposinya ketika diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan kemasan lain yang juga dikenal dengan nama model pembelajaran tematik.
Menurut Joni, T. R (1996 : 3),pembelajarn terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara invididual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secar holistic, bermakna dan otentik[3]. Pembelajran terpadu akan terjadi  apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topic atau tema yang menjadi pengendali didalam kegiatan pembelajran. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema atau peristiwa tersebut siswa belajar sekaligus proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.
Senada dengan pendapat di atas menurut Hadisubroto (2000: 9),  pembelajaran terpadu adalah pembelajarana yang diawali dengan suatu pokokl bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakuakan secara spontan atau direncangakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Menurut Collins (dalam Hadisubroto, 2000: 2,7), mengatakan
integrated learning accurs when an authentic event or exploration of a topics the driving force in the curriculum. By participating in the event/ topic exploration, student learn both the processes  and content relating, to more than curriculum area at the same time “
Apabila dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mep[rhatikan dan menyesuaiankan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pendekatan berangkat dari teori pembelajaran yang menolak Driil-systemsebagai dasar pembentukan pengetahuan dan strukturintelektuan anak[4] (depdikbud, 1996 dalam Prabowo,2000)
Adapun menurut ujang Sukandi, dkk (2001: 3), pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi palajarana disajikan tiap pertemuan.
Pembelajara terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna pad anak didik. Dikatakan bermakna karena dalampengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkan  dengan konseplain yang mereka pahami.
Pembelajaran terpadu akan terjadi jika kejaidian yang wajar atau eksplorasi suatu topic merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif di dalam eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topic. Dalam eksplorasi topik disangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema.
  1. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Menurut Ujang Sukandi, dkk. (2001: 109), pembelajran terpadu memiliki satu tema actual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
Pengajaran terpaduperlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, meteri-meteri yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi, ada materi pengayaan dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam kurikulum. Tetapi ingat, penyajian materi pengayaan seprti itu perlu dibatasi dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
Pengajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pengajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang dipadukan tidak perlu terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi :
a.      Prinsip Penggalian Tema
prinsip penggalian merupakan prinsip utama (focus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan tidak keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan, yaitu :
1)      tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat di gunakan untuk memadukan banyak tema mata pelajaran
2)      tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagiu siswa untuk belajar selanjutnya
3)      tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
4)      tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
5)      tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
6)      tema yang di pilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi)
7)      tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.      Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan dapat optimal apabila gurun mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkandiri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo mengatakan bahwa dalam pengelolaan pembelajaran  hendaknya guru dapat berlaku sebagai berikut
1)      guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar pengajar
2)      pemberian tanggung jawab ndividu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasam kelompok.
3)      Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan
c.       Prinsiop Evaluasi
Evaluasi dasarnya menjadi focus dalam setaiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi. Dalam hal ini untuk melaksanakan evalausi dalam pembelajran terpadu,maka diperlukan beberara langkah-langkah positif antara lain:
1)      Member kesempatan kepada siswa untuk meakukan evaluasi diri (self evaluation or self assessment) di samping bentuk evaluasi lainya.
2)      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria  keberhasilan pencapaian tujuan yang ka di capai
d.      Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru alam KBM. Karean itu guru di tuntut agar mampu merencanakan dan melaksankan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarhkan aspek yang sempit melainkan kesuatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajrana terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal  yang dicapai melalui  dampak pengiring.
  1. Penting Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alas an yang mendasarinya, antara lain:
a.      Dunia Anak adalah Dunia Nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejmlah konsep atau materi beberapa mat pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan di hadapkan dengan suatu perhitungan (matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA),  dialog tawar menawar (Bahasa Indonesia),  harga yang naik turun (IPS) dan beberapa materi pelajaran lain.

b.      Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa atau objek lebih terorganisir
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek  sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek” pembangun gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitaor” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak dapat gagasan baru jikapengethuan yang di sajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan  yang sudah di milikinya.
c.       Pembelajaran kan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih mermakna apabila pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
d.      Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan) dan ranah kognitif (pengetahuan)
e.       Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
f.       Efesiensi Waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, gurupun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep – konsep sulit yang akan diajarkan.
Pembelajaran terpadu dalam kenyataan memiliki beberapa kelebihan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut [5]:
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembanganya.
b.      Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
c.       Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
d.      Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu
e.       Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak
f.       Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial antara lain adalah kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasilyang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. (Depdiknas, 2000 :2)
B.     Karakteristik  Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996: 3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu : Holistik, bermakna, otentik dan aktif[6].
  1. Holistik
Suatu gejala taua fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,  tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
Pembelajran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segal sisi. Pada gilirannya nanti hal ini kan membuat siswa menjadi lebih baik dan bijak didalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
  1. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut schemata. Hal ini kan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang di pelajari.
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitanya dengan konsep-konsep lainya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah  yang muncul di dalam kehidupan.
  1. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedarpemberitahuan guru.  Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya jadi lebih otentik. Misalnya hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
  1. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secar fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapai hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotovasi untuk terus menerus belajar. Dengan demikian  pembelajaran terpadu bukan semata-mata merangrang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.
C.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajran terpadu memiliki tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi (Prabowo, 2000: 6)[7]. Berkaitan dengan itu maka sintaks model pembelajaran seperti model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), maupun pembelajran berdasarkan masalah (problem based instruction)
Dengan demikain sintaks pembelajaran terpadu dapat bersifat luwes dan fleksible. Artinya, bahwa sintaks dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran terkenal dengan istilah setting atau merekonstruksi.
Sedangkan menurut Hadisubroto (2000: 21), dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada empat ha;l yang perlu diperhatikan sebgai berikut : Menentukan Tujuan, Menentukan Media/ Materi, Menyusun Scenario KBM,  Menentukan Evaluasi.
  1. Tahap Perancanaan
a.       Menentuka jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipudakan
Karakteritik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh yang diberikan oleh Fogarty (1991: 28), untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir[8].
b.      Memilih kajian materi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilandari masing-masing keterampilan yang dapay di integrasikan dalam suatu unit pembelajaran
c.       Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir, sosial, dan keterampilan mengoganisasi,  yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan. Sub-sub keterampilan yang dapat di padukan dapat di lihat dalam table 1.1 di bawah ini
Table 1.1
Unsure-unsur keterampilan berpikir, sosial dan keterampilan mengorgagisasi
Kemampuan berpikir
Kemampuan sosial
Kemampuan mengorganisasi
Memprediksi
Menyimpulkan
Membuat hipotesis
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menggeneralisasikan
Membuat skala
Prioritas
Mengevaluasi
Memperhatikan pendapat orang
Mengklarifikasi
Menjelaskan
Memberanikan diri
Menerima pendapat orang
Menolak pendapat orang
Menyepakati
Meringkas
Jaringan (jaringan laba-laba)
Diagram Venn
Diagram Aliran
Lingkaran sebab-akibat
Diagram akur/ tidak akur
Kisi-kisi/ matrik
Peta konsep
Diagram rangka ikan
 (sumber : Fogarty, 1991 : 25)
d.      Merumuskan idikator hasil belajar
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang telah dipilih dirumuskan indicator. Setiap indicator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi : audience, behavior, condition and degree.
e.       Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilh pada setiap langkah pembelajaran
  1. Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
Pertama : guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri.
Kedua : pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
Ketiga : guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan  Depdiknas (1996: 6)
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti scenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut muchlas (2000: 7)tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran
  1. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional (1996: 6), hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainya
b.      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang kan di capai.
Sementara itu menurut Prabowo (2000), langkah-langkah (sintaks) pembelajaran terpadu secara khusus dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sediktit perbedaan yakni sebagai berikut :
a.       Tahap Perancanaan
§  Menentukan kompetensi dasar
§  Menentukan indicator dan hasil belajar
b.      Langkah yang ditempuh guru
§  Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa
§  Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai siswa
§  Menyampaikan keterampilan proses yang akan dikembangkan
§  Menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan
§  Menyampaikan pertanyaan kunci
c.       Tahap pelaksanaan
§  Pengelolaan kelas, diman kelas di bagi kedalam beberapa kelompok
§  Kegiatan proses
§  Kegiatan pencatatan data
§  diskusi
d.      Evaluasi
1)      Evaluasi proses
§  Ketepan hasil pengamatan
§  Kecepatan menyusun alat dan bahan
§  Ketepatan menganalisa data
2)      Evaluasi hasil
-          Penguasaan konsep-konsep sesuai indicator yang telaj di tetapkan
3)      Evalausi psikomotorik
-          Penguasaan penggunaan alat ukur
Secara konkret sintaks pembelajaran terpadu dapat di lihat dalam table 1.2. sintaks ini di kembangkan dengan mengadopsi sintaks model pembelajaran langsung yang diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran langsung terlihat dari fase-fase yang digunakan maupun langkah-langkah yang ditempuh guru. Sedangkan sintaks pembelajaran kooperatif  di tunjukan pada kegiatan guru di fase 3 dan 4
Table 1. 2
Sintaks pembelajaran terpadu
Tahap
Tingkah Laku Guru
Fase – 1
Pendahuluan
1.      Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
2.      Memotivasi siswa
3.      Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahuai konsep-konsep persyaratan yang sudah dikuasai siswa
4.      Menjelaskan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indicator)
Fase – 2
Presensi materi
1.      Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan
2.      Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3.      Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui charta
4.      Memodelkan penggunaan peralatan melalui charta
Fase – 3
Membimbing pelatihan
1.      Menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
2.      Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok
3.      Membagi buku siswa dan LKS
4.      Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5.      Meberikan bimbingan seperlunya
6.      Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang telah di tentukan
Fase – 4
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
1.      Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
2.      Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3.      Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4.      Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase – 5
Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
1.      Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan
2.      Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3.      Memberikan tugas rumah
Fase – 6
Menganalis dan menevalausi
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja mereka





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasar urain diatas, model pebelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan fungsinya sebagai bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Cirri-ciri terebut adalah :
  1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang
  2. Lansan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar  *(tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan
  4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
Akhirnya, setiap model memerlukan system pengelolaan dan lingkunga belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, danm pada system sosial kelas. Sifat meteri dari system saraf banyak konsep dan informasi – informasi dari teks buku bacaan materi ajar sisiwa, di smaping itu, banyak kegiatan pengamatan. Tujuan akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses)  dari kegiatan pemahaman.


DAFTAR PUSTAKA

§  Arends, R, 1997 “ classroom instructional management”. New York : The Mc Graw- Hill Company
§  Prihantono, L. wirasasmiat “IPA TERPADU” Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka
§  Joni R.T.B “Trends and Issue in Science education” Ohio: Clearing House for Studies Education and Mathematics and Environmrntal Education
§  Depdikbud 2000 “pemebelajaran Terpadu D-II PDSD dan S-2 Pendidikan Dasar . Jakarta : Depdikbud
§  Depdikbud 1996 “pemebelajaran Terpadu D-II PDSD. Jakarta : Depdikbud
§  Depdiknas 2002 “ kurikulum berbasis kompetensi : Jakarta . Depdiknas
§  Prabowo “ media pendidikan dan ilmu pengetahuan. Vol. 24, No. 6 maret 2000
§  Fogarty R, 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine. Illinois


[1] Arends, R, 1997 “ classroom instructional management”. New York : The Mc Graw- Hill Company
[2] Prihantono, L. wirasasmiat “IPA TERPADU” Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka
[3] Joni R.T.B “Trends and Issue in Science education” Ohio: Clearing House for Studies Education and Mathematics and Environmrntal Education
[4] Depdikbud 2000 “pemebelajaran Terpadu D-II PDSD dan S-2 Pendidikan Dasar . Jakarta : Depdikbud
[5] Depdikbud 1996 “pemebelajaran Terpadu D-II PDSD. Jakarta : Depdikbud
[6] Depdiknas 2002 “ kurikulum berbasis kompetensi : Jakarta . Depdiknas
[7] Prabowo “ media pendidikan dan ilmu pengetahuan. Vol. 24, No. 6 maret 2000
[8] Fogarty R, 1991. The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine. Illinois

Tidak ada komentar:

Posting Komentar