Makalah
Teori Modern
TENTANG Perdagangan Internasional
Makalah ini diajukan sebagai pemenuhan Tugas Tersruktur
Mata Kuliah Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu : Layaman, S.E, M.Si
Disusun oleh :
YADI SUPRIADI
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS D) SEMESTER IV
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan dorongan moril maupun materil. Dan juga kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu
persatu. Penyusun menyadari bahwa makalah yang di susun masih jauh dari kata
sempurna, semua itu tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penyusun pribadi. Oleh karena itu, penyusun dengan lapang dada menerima saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikanmakalah ini
selanjutnya.
Penyusun berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagipenyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Cirebon, September 2010
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
BAB
II Teori Modern tentang Perdagangan Internasional ……………………. .3
A. Teori
Perbandingan Faktor-Faktor Produksi dari Heksacher dan Ohlin.... 3
B. Teori
kesamaan harga faktor...................................................................... 4
C. The
Law of Reciprocal Demand................................................................ 5
D. Keseimbangan
dalam perdagangan............................................................ 6
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 9
ii
|
BAB I
Pendahuluan
Perbedaan harga relative komoditi
yang berlaku di masing-masing ( dari dua ) Negara merupakan sumber keunggulan
komparatif bagi masing-masing Negara yang bersangkutan, dan sekaligus berfungsi
sebagai pendorong berlangsungnya hubungan dagang yang saling menguntungkan di
antara kedua Negara tersebut. Sekarang kita akan beranjak satu lamgkah lagi
dalam pembahasan mengenai model pardagangan internasional guna memahami alas an
atau sebab-sebab adanya perbedaan harga relative di antara komoditi-komoditi
itu sendiri, dan latar belakang munculnya keunggulan komparatif tertentu bagi masing-masing
Negara tadi. Selanjutnya hal penting kedua dalam rangka mengembangkan model
perdagangan internasional terhadap harga atau pendapatan factor-faktor produksi
di masing0masing Negara yang terlibat dalam perdagangan. Artinya, kita akan
menelaah dampak perdagangan internasional itu terhadap tingkat upah tenaga
kerja ( mewakili sebuah factor produksi ), serta selisih pendapatan pekerja di
satu Negara dengan Negara lain.
Kedua masalah penting tersebut
merupakan pekerjaan rumah bagi para ekonom modern yang ditinggalkan oleh Adam
Smith, David Ricardo, John Stuart mill dan para ekonom klasik lainnya yang
merupakan perintis teori-teori perdagangan.Menurut para ekonom klasik tersebut,
keunggulan komparatif di suatu Negara bersumbaer dari perbedaan tingkat produktivitas
tebnaga kerja ( satu-satunya factor produksi yang secara eks[liasit mereka
perhitungkan). Sayangnya, para ekonom tersebut tidak menyajikan penjelasan yang
cukup rinci mengenai sebab-sebab perbedaan tingkat produktivitas itu sendiri,
kecuali bahwa mereka hanya menyebutkan perbedaan tingkat produktivitas acapkali
terjadi akibat perbedaan iklim ( dalam model mereka para pekerja itu pada
umumnya diserap oleh sektor pertanian yang produktivitasnya tentu saja sangat
ditentukan oleh cuaca). Teori Heksacher –Ohlin melangkah lebih jauh dalam
mengembangkan model perdagangan klasik tersebut. Heksacher dan Ohlinlah
ekonom-ekonom yang untuk pertama kalinya menelaah sebab-sebab munculnya
keunggulan komparatif bagi setiap Negara dan dampak-dampak yang ditimbulkan
oleh hubungan daganang terhadap pendapatan factor (produksi) di kedua Negara
yang bersangkutan.
Gagasan
yang menyatakan bahwa sumber utama perdagangan internasional adalah adanya
perbedaan karunia sumber-sumber daya antarnegara merupakan salah satu landasan
teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional. Teorinya
sendiri dikembangkan oleh dua ekonom terkemuka berkebangsaan Swedia, yakni Eli
Heksacher dan salah seorang mahasiswanya yang paling cmerlang, yakni Bertil
Ohlin, sehingga teori ini dikenal sebagai teori Heksacher-Ohlin.Karena teori
ini sangat menekankan saling keterkaitan antara perbedaan proporsi
factor-faktor produksi antarnegara dan perbedaan proporsi penggunaannya dalam
memproduksi berbagai macam barang, maka teori tersebut juga sering kali di
sebut sebagai teori proporsp factor.
BAB II
Teori Modern tentang Perdagangan
Internasional
A.
Teori Perbandingan Faktor-Faktor Produksi dari Hecscher dan Ohlin
Menurut teori Hekscher- Ohlin atau teori H-o, perbedaan opportunity cost suatu produk antara
satu Negara dengan Negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan, jumlah
atau proporsi factor produksi yang dimiliki( endowment factors) masing-masing
Negara. Perbedaan opportunity cost
tersebut dapat menimbulkan terjadinya perdagangan internasional. Negara-negara
yang memiliki factor produksi relative lebih banyak/murah dalam memproduksinya
akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya,
masing-masing Negara akan mengimpor barang-barang tertentu jika Negara tersebut
memiliki factor produksi yang relative langka/mahal dalam memproduksinya.
Dapat dikatakan bahwa intisari teori Heksacher-Ohlin (
teori H-O) berbunyi sebagai berikut: Sebuah
Negara akan menekspor komoditi yang produksinya lebih banyak menyerap factor
produksi yang relative melimpah dan murah di Negara itu, dan dalam waktu
bersamaan ia akan menimpor komoditi yang
produksinya memerlukan sumber daya yang relatif langka dan mahal di Negara itu.
Singkatnya, sebuah Negara yang relative kaya atau berkelimpahan tenaga kerja
akan mengekspor komoditi-komoditi yang relatif padat tenaga kerja dan mengimpor
komoditi-komoditi yang relative padat modal ( yang merupakan factor produksi
langka dan mahal di Negara yang bersangkutan ).
Inti dari teori H-O adalah sebagai berikut:
1. Harga/biaya
produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah/proporsi factor produksi yang
dimiliki masing-masing Negara.
2. Comparative advantage
atau keunggulan dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing Negara akan
ditentukn oleh struktur dan proporsi factor produksi yang dimilikinya.
3. Masing-masing
Negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
tertentu karena Negara tersebut memiliki factor produksi yang relative banyak
dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya,
masing-masing Negara akan mengimpor barang tertentu karena Negara tersebut
memiliki factor produksi yang relative sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
Kelemahan
Teori H-O
Menurut teori H-O, perbedaan harga barang sejenis dapat
terjadi karena adanya proporsi/ jumlah factor produksi yang dimiliki
masing-masing Negara dalam memproduksi barang tersebut. Dengan demikian, jika
jumlah/ proporsi factor produksi yang dimiliki masing-masing Negara relatif
sama, maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan
internasional tidak akan terjadi. Pada kenyataannya, walaupun jumlah/proporsi
factor produksi yang dimiliki masing-masing Negara relative sama, ternyata
perdagangan internasional tetap terjadi. Untuk menjelaskan hal ini dan sebagai
penyempurnaan dari teori H-O, maka teori opportunity
cost dari G. Harberler akan menjelaskan/menganalisis tentang terjadinya
perdagangan internasional karena adanya perdbedaan kemampuan masing-masing
Negara dan perbedaan selera konsumen di masing-masing Negara.
B.
Teori kesamaan Harga Faktor
Teorema penyamaan harga factor ini hanya berlaku jika
teorema Heksacher-Ohlin pun berlaku. Tokoh yang pertama kali mengembangkannya
adalah Paul Samuelson, seorang ekonom terkemuka berkebangsaan Amerika Serikat
yang memenangkan hadiah nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1976.
Samuelsen-lah yang sejak awal berusaha mengembangkan teorema penyamaan harga
factor secara utuh. Atas dasar alas an itu pula maka teorema penyamaan harga
factor Heksacher-Ohlin tersebut selanjutnya lebih popular dengan sebutan
teorema Heksacher-Ohlin-Samuelson (biasa disingkat teorema H-O-S).
Pada intinya teorema tersebut menyatakan bahwa perdaganga
internasional cenderung mendororng terjadinya proses penyamaan harga-harga
relative di Negara-negara yang terlibat dalam hubungan dagang itu. Selanjutnya,
harga-harga relative tersebut akan menimbulkan dampak-dampak yang kuat terhadap
pendapatan relative dari para tenaga kerja maupun pemilik tanah. Kenaikan harga
kain menyebabkan peningkatan daya beli
tenaga kerja bila diukur atas dasar satuan nilai kedua barang, namun dalam
waktu bersamaan menurunkan daya beli pemilik tanah yang diukur dalam satuan
nilai kedua barang yang sama. Demikian pula sebaliknya, bila yang terjadi
adalah kenaikan harga makanan. Oleh sebab itu, hubungan perdagangan
internasional memiliki dampak yang sangat kuat terhadap pola distribusi
pendapatan. Pada perekonomian Negara 1, dimana harga relative kain mengalami
peningkatan, kelompok masyarakat yang pendapatannya berasal dari upah/gaji akan
memperoleh keuntunga dari perdagangan, akan tetapi kelompok lain yang
pendapatannya berasal dari bunga modal akan menderita kerugian. Sementara itu
dalam perekonomian Negara 2, dimana harga relative kain tengah menurun, yang
terjadi adalah kebalikannya, para pekerja mengalami kerigian dan pemilik modal
memperoleh keuntungan.
Kesimpulan
umum tentang dampak perdagangan internasional terhadap pola distribusi pendapatan adalah sebagai berikut: para
pemilik factor-faktor produksi yang melimpah disuatu Negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya hubungan perdagangan, namun para pemilik factor-faktor
produksi yang langka di suatu Negara sebaliknya akan mengalami kerugian dari
terselenggarakannya perdagangan.Dari asumsi tersebut kita dapat menyatakan
definisi teorema penyamaan harga factor( teorma H-O-S ) sebagai berikut: perdagangan internasional akan mendorong
terjadinya penyamaan harga-harga factor, baik secara relative maupun secara
absolute, diantara Negara-negara yang terlibat di dalamnya.Dengan demikian,
perdagangan internasional itu dapat berfungsi sebagai pengganti atau subtitusi
bagi mobilitas factor internasional.
Apa yang dimaksud oleh
pernyataan diatas adalah bahwa berlangsungnya perdagangan inetrnasional akan
membuat tingkat upah tenaga kerja yang homogen (sejenis atau setingkat) menjadi
sama besarnya di setiap Negara yang terlibat dalam hubungan dagang. Demikian
pula, perdagangan internasional juga akan dapat menyamakan tiongkat hasil atau
bunga modal homogeny (yakni modal yang tingkat produktifitas dan resikonya
kurang lebih sama0 di setiap Negara yang terlibat dalam perdagangan. Itu berarti
perdagangan internasional akan membuat tingkat upah riil atau w di Negara 1 sama besarnya dengan yang
ada di Negara 2. Demikian pula, perdagangan antarnegara itu akan membuat suku
bunga riil aatu r di kedua Negara tersebut menjadi sama besarnya. Pendeknya,
dengan adanya perdagangan internasional, harga-harga factor produksi baik
secara relative maupun absolute, lambat laun akan sama besarnya.
C.
The Law of Reciprocal Demand
Di dalam hukum permintaan yang timbal balik ini, baik
permintaan maupun penawaran, keduanya menentukan jumlah barang yang dijual dan
dibeli serta tingkat harganya. Alfred Marshall membandingkan permintaan dan
penawaran dengan bagian atas dan bawah dari sebuah gunting, dimana keduanya
itulah yang melakukan pemotongan. Menurut John Stuart Mill diperlukan banyak
informasi untuk menentukan tingkat harga. Sebagai tambahan terhadap biaya-biaya
produksi diperlukan data-data mengenai permintaan. Harga didalam perdagangan
internasional ditentukan oleh hukum permintaan yang timbal balik. Hukum
tersebut tidak akan berlaku apabila perdagangan berlangsung antara suatu Negara
besar dengan suatu Negara kecil, karena tingkat harga di Negara besarlah yang
akan berlaku.Akan tetapi, dalam hal permintaan dan penawaran Negara lain, maka
akan berlaku hukum tersebut untuk menentukan harga dalam perdagangan yang akan
dilangsungkan.
D.
Keseimbangan dalam Perdagangan
1. Pengaruh ekonomi
internasional terhadap keseimbangan ekonomi
Dengan adanya perdagangan antar dua atau lebih Negara,
tentunya berpengaruh terhadap perekonomian internasional dan Negara-negara yang
terlibat secara langsung. Hal ini terlihat dari keseimbangan ekonomi yang
menjdi dinmis sebagai pengaruh bias keluar masuknya jaringan internasional
dalam domestic Negara. Dapat berdampak baik apabila persaingan di pasar
internasional mampu membawa Negara tersebut berpartisipasi sebagai pelaku yang
tangguh dalam perdagangan internasional dengan menyediakan kebutuhan yang mampu
bersaing dalam segala aspek. Namun sebaliknya, jika hanya membawa Negara yang
terlibat menjadi bersifat konsumtif tanpa diiringi peningkatan perekonomian dan
pendapatan perkapita masyarakat Negara tersebut, cepat atau lambat akan terjadi
keruntuhan ekonomi yang dimulai dari jatuhnya nilai mata uang Negara tersebut.
1.1 Pengaruh aspek
internasional terhadap keseimbangan supply & demand
Jika pada dasarnya, suatu Negara seperti Indonesia mampu
memproduksi dan menyediakan kegutuhan yang memang dibutuhkan dan secara
bersaing dalam perdagangan inetrnasional, maka dapat terlihat dalam
keseimbangan supply & demand di Indomnesia. Jika permintaan akan kebutuhan
yang kita produksi semakin tinggi maka titik keseimbangan supply dan demand
akan bergeser ke tingkat yang lebih tinggi dan kemampuan aspek prodiksi akan
meningkat seiring berjalannya perubahan tingkat permintaan akan kebutuhan
tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan akan kebutuhan yang kita
produksi semakin rendah, maka titik keseimbangan akan bergeser ke tingkat yang
rendah dan berpangaruh buruk pada aspek supply dan demand Negara. Kualitas,
tingkat produksi, dan segala aspek dalam penyediaan kebutuhan tersebut
menentukan akan dibawa kedalam keadaan seperti supply & demand suatu
Negara.
1.2 Pengaruh aspek
internasional terhadap pendapatan nasional
Seperti
yang dibahas dalam sub pokok bahasan diatas, segala aspek internasional
khususnya dalam kemampuan persaingan perdagangan internasional akan berpengaruh
ke dalam supply dan demand. hal ini juga tentunya berdampak pada tingkat
Pendapatan Nasional dimana kesuksesan dalam perdagangan internasional akan berpengaruh terhadap
pandapatan nasional baik itu buruk maupun baik. Peningkatan pendapatan nasional
akan membantu pembangunan dan kemajuan Negara dan taraf hidup masyarakat.
Pendapatan per kapita pun meningkat dan kesejahteraan bukan lagi hal yang sulit
dirasakan. Juga sebaliknya, penurunan tingkat pendapatan nasional akan membawa
Negara menjadi ketergantungan terhadap Negara lain dan akan melemahkan
perekonomian suatau nergara.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa teori Heksacher-Ohlin memiliki
cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan model perdagangan yang sebelumnya.
Pada intinya teori standar perdagangan Heksacher-Ohlin tersebut menjelaskan
bahwa perdagangan inetrnasional berlangsung atas dasar keunggulan komparatif
yang berbeda dari masing-masing Negara. Teori ini juga menyinggung mengenai
dampak-damak perdagangan ineternasional terhadap harga atau tingkat pendapatan
dari masing-masing factor produksi. Kedua hal yang sangat penting ini belum
tersentuh oleh para ekonom mazhab klasik.
Dapat
dikatakan bahwa intisari teori Heksacher-Ohlin ( teori H-O) berbunyi sebagai
berikut: Sebuah Negara akan menekspor
komoditi yang produksinya lebih banyak menyerap factor produksi yang relative
melimpah dan murah di Negara itu, dan dalam waktu bersamaan ia akan menimpor
komoditi yang produksinya memerlukan
sumber daya yang relatif langka dan mahal di Negara itu
Teori Heksacher-ohlin didasarkan
pada serangkaian asumsi guna memudahklan dan melancarkan pembahasannya. Hanya
saja, sebagian dari asumsinya tersebut terlalu sederhana, atau bahkan sama
sekali tidak sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Hady,
Hamdy. 2009. Ekonomi Internasional: Teori
dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia
Ø Halwani,
Hendra. 2002. Ekonomi Internasional da Globalisasi Ekonomi. Bogor: Ghalia
Ø Nopirin.
1990. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE
Ø Salvatore,
Dominick0. 1996.Ekonomi Internasional. Cetakan Kelima, Jakara : Erlangga
Ø Soediyono.
1987.Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Liberty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar